Jumat, 28 Maret 2014

Marahnya Jangan Kelamaan

Mungkin ini bisa dibilang curhat tetapi gak apa-apalah buat berbagi.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 21:24 dan itu belum masuk jam tidur saya, biasanya jam segitu saya masih berada di depan laptop apalagi kalo bukan maen game internet, hehehe..uda gede masih suka ngegame. Karena bosan main game akhirnya saya nonton film tapi sambil nonton tivi juga, multitask nih namanya. Istri saya lagi menidurkan anak kami yang baru berumur lima bulan. 

Tak berapa lama istri saya bergabung rupanya anak kami dah tidur lalu dia mengambil remote tv dan mengganti saluran ke sinetron tadinya saluran berita, heran juga napa wanita senangnya ama sinetron padahal ceritanya itu-itu aja malah menurut saya gak ada yang mendidik. Biasanya saya sebel kalo dah acara sinetron tapi malam itu saya cuek aja karena lagi nonton film di laptop dan saya menggunakan earphone berhubung filmnya gak ada teks bahasa Indonesianya. 

Sambil nonton tivi istri saya ngomong sesuatu berhubung telinga tertutup saya gak dengar apa yang dia bilang, lalu dia ngomong  lagi dan earphone pun saya lepas untuk dengar apa yang dia ucapkan dan saya pun menjawab setelah itu saya lanjut lagi nonton. Tak berapa lama istri saya ngomong lagi, sebenarnya dengar seh apa yang dia bilang tapi saya cuek aja. Lalu dia ngambek karena dia tau saya hanya pura-pura gak dengar. Eh, istri saya ngomong lagi, akhirnya karena kesal saya pun bicara tapi dengan nada tinggi "Apaan sih ah, mengganggu aja!", sambil saya lanjut nonton film. 

Selanjutnya keheningan, gak ada lagi suara dari istri saya dan saya pun asik dengan film tadi. Namun gak berapa lama istri saya menaikkan volume tivi naik sampai ke level maksimal bahkan suara dari earphone tadi sudah gak jelas lagi di telinga saya. Lalu saya menoleh ke istri, saya melihat air matanya menetes tapi karena jengkel saya meninggalkannya lalu masuk ke kamar dan tak berapa lama suara tivi pun menurun. Saya sempat tertidur beberapa menit dan terbangun lantaran pengen buang air kecil setelah itu saya menengok ke ruang tivi dan saya melihatnya tertidur. Sebenarnya saya tahu dia belum tidur tapi saya cuek aja dan kembali ke ranjang.

Tak berapa lama dia pun masuk ke kamar lalu memeluk saya sambil ngomong "Napa tadi kakak (istri saya memanggil sebutan kakak untuk saya) bentak saya hanya gara-gara film, kakak tau gak kalo itu nyakitin hati", tapi karena masih jengkel saya berusaha melepaskan pelukannya. Dan akhirnya kami pun tertidur saling membelakangi.

Paginya sekitar pukul 6 kurang lebih sekianlah anak kami terbangun saya juga terbangun dan tak berapa lama istri saya terbangun. Dia mulai membereskan rumah, menyapu lantai setelah itu menyiapkan susu formula untuk anak kami, saya bangkit dari tempat tidur tapi kami masih saling cuek. Dia pun mulai menyusui anak kami lalu saya ke ruang tivi. Di dekat laptop saya melihat segelas teh dan atasnya tertutup, rupanya istri saya bukan hanya menyiapkan susu untuk anak kami tetapi juga menyiapkan segelas teh hangat untuk saya. Melihat hal itu hati saya terenyuh dan merasa bersalah. Saya pun menghampiri lalu memeluk dan mencium pipinya dan dia pun gak menolak malah menyodorkan pipinya.  Sambil bercanda saya bilang ke dia kalo semalam ada orang dicuekin oleh suaminya. Dia pun berujar sambil menangis kalo saya ini lebih mentingin kesenangan daripada istrinya. Memang saya salah dan akhirnya saya meminta maaf.

Sebenarnya ini bukan pertama kali kami bertengkar namun kali ini ada yang berbeda, hal ini yang membuat saya terharu dengan sikapnya, inilah istri sejati.
Yah, pagi itu kami berdamai, dia mulai bercerita napa walaupun marah dia masih mau membuatkan saya segelas teh. Ternyata ibunya pernah berpesan ke dia, walaupun kita marah dengan suami kita tidak boleh melupakan kewajiban sebagai istri untuk melayani suami dan pesan itu diingatnya. Sebuah pesan  bijak dari seorang ibu.

Pertengkaran adalah hal yang wajar dalam rumah tangga, bahkan terkadang penyebabnya hanyalah hal-hal sepele tapi itulah rumah tangga dimana dua individu hidup bersama di bawah satu atap sehingga tidak mungkin tidak akan ada friksi. Dalam hal ini ego harus dikesampingkan. Kita tidak boleh selamanya marah dengan orang yang kita cintai. Marah boleh tapi jangan kelamaan apalagi sampai dipendam, apa tahan tinggal dalam satu rumah tapi tak bertegur sapa? gak mungkin khan, malah jadi kelihatan aneh.

Atasan saya pernah berkata bahwa megurus rumah tangga itu lebih sulit daripada mengurus perusahaan. Memang bukan perkara mudah namun dari semua permasalahan makin membuat kita makin dewasa untuk menyikapinya.  Pesan dari orang bijak "Menikahlah dengan orang yang anda cintai dan cintailah orang yang anda nikahi".

Istri yang cakap siapakah yang mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.

0 komentar:

Posting Komentar