Sabtu, 15 Maret 2014

Number is Everything

Media sosial semakin banyak saja bermunculan di internet mulai dari yang gratisan sampai yang berbayar. Facebook merupakan media sosial terbesar dan tentunya gratis demikian halnya juga twitter.
Semakin hari penggunanya semakin bertambah. Kebanyakan para penggunanya di dominasi oleh remaja. Khusus di Indonesia saya  kadang heran dengan nama yang digunakan di profil para pengguna ini, istilahnya nama2 ini disebut alay misalnya "Sichantiek Yank Tercakiti", "Chantik Cyang Kamoe", "Boy Luph Yu Slamanya" dan masih banyak lagi kalo mo disebutin capek ngetiknya.

Sebenarnya apa tujuan penggunaan nama-nama seperti itu, apa supaya dibilang gaul atau sok imut. Tak tahulah. Ada satu hal yang juga terkadang lucu dimana mereka menganggap semakin banyak yang komen dan "like" terhadap status mereka menandakan bahwa mereka populer dan gaul. 

Demikian juga dengan jumlah teman dan pengikut, semakin banyak teman dan pengikut seakan gengsinya juga ikut naik padahal belum tentu mereka berkomunikasi dengan teman yang mereka tambah atau yang menambahkan karena palingan mereka hanya saling berkomentar dengan teman-teman dekat saja. Inilah yang menyebabkan munculnya aplikasi auto comment dan auto like. Satu kali saya heran dengan status teman saya yang dipenuhi komen yang panjang dan warna warni, ternyata itu auto komen, mana komennya pada lebay semua. Rasanya lucu juga melihatnya.

Demikian juga twitter, kini banyak biro jasa yang menyediakan layanan akun twitter dengan ribuan follower bahkan ini banyak digunakan oleh para caleg yang akan maju di pemilu 2014. Jumlah pengikut seolah merupakan indikator kepopuleran.

Memiliki banyak teman atau pengikut tidak berpengaruh apa-apa kecuali untuk berbisnis misalnya anda berjualan online sebanyak-banyaknya punya pengikut merupakan keuntungan agar dagangan anda laku. Kalau dibilang untuk mengenal orang-orang baru itu hanya omong kosong saja. Dari sekian banyak teman facebook atau media sosial lain ada berapa banyak teman aktif komunikasi anda?.
Namun bagi sebagian anak muda sepertinya jumlah teman atau pengikut adalah segalanya seolah untuk menunjukkan jati dirinya mungkin biar bisa menyaingi artis-artis kali ya.




0 komentar:

Posting Komentar